Breaking the Tradition: Exogamy Marriage in Tenganan village, Bali

  • I Putu Sudarma

Abstract

ABSTRACT

 

In Tenganan Pegringsingan, marriage is very close because citizens can only marry under inbreeding. In contrast, exogamous marriage is strictly prohibited. When this prohibition is violated, the bride and groom are subject to adat restrictions. The reasons for applying the adat sanction to the marriage of exogamy are: preserve tradition, maintain the lineage system and balance. The types of adat sanctions are: on bail and moral. The implications of adat limitations include non-insurgency, lack of well-being and loss of rights.

References

AL-BARRY, M. DAHLAN YACUB. (2000). Kamus Sosiologi-Antropologi. Surabaya : Indah.

ANDRESKI, S. (1996). Marx Weber: Kapitalisme, Birokrasi dan Agama. Cetakan Kedua. Yogyakarta : Tiara Wacana.

ANONIM. (2016). Undang-Undang HAM 1999. Jakarta : Sinar Grafika

ARTAYASA, I NYOMAN DKK. (1998). Petunjuk Teknis Perkawinan Hindu. Surabaya : Paramita.

BOON, J. (1976). “The Balinese Marriage Predicament: Individual, Strategical, Cultural.” American Ethnologist 3(2): 191-214.

BUDIANA, I NYOMAN. (2004). Rekonstruksi Perkawinan Eksogami di Tengah Perubahan Sosial di Bali. Disertasi. Surabaya : Program Pascasarjana Universitas Airlangga.

BUDIANA, I NYOMAN. (2008). Perkawinan Beda Wangsa dalam Masyarakat Bali. Yogyakarta : Graha Ilmu.

CAHYONO, INDAH DUGI. (2002). “Kedudukan Sentana Nyeburin dalam Perkawinan Nyentana Menurut Hukum Adat Waris Bali” (Tesis). Semarang : Program Pascasarjana Universitas Diponogoro.

CALYTON, R.R. (1975). The Family, Marriage and Social Change. Lexington, Massachusetth, Toronto, London : D.C. Health and Company.

COVARRUBIAS, M. (1996). Island of Bali. New York : Knopf

COVARRUBIAS, M. (2013). Pulau Bali. Diterjemahkan oleh Sunaryo Basuki Ks. Denpasar : Udayana University Press.

CRESSE, H. (2008). “The Regulation of Marriage and Sexuality in the Precolonial Balinese Law Codes.” Intersections: Gender and Sexuality in Asia and the Pacific 16: 1-16.

Desa Adat Tenganan Pegringsingan, tt. Awig-awig Desa Tenganan Pegringsingan.

DHARMAYUDHA, I MADE SUASTHAWA. DAN ÇANTIKA, I WAYAN KOTI. (1991). Filsafat Adat Bali. Denpasar. Upada Sastra.

DHARMAYUDHA, I MADE SUASTHAWA. (2001). Peranan Desa Pakraman dalam Menyelesaikan Kasus Adat. Denpasar : Biro Hukum Setda Propinsi Bali

DORTIER, JEAN-FRANCOIS DALAM ANTHONY GIDDEN, DKK. (2004). Sosiologi Sejarah dan Berbagai Pemikirannya: Tacott Parson dan Teori Besarnya. Yogyakarta: Kreasi Wacana

DUFF-COOPER, A. (1991). “Reflections on a Dissident Balinese Marriage.” Indonesia and Malay World 19: 17-33.

DWIPAYANA, A.A.G.N. (2001). Kelas Kasta dan Pergulatan Kelas Menengah di Bali. Yogyakarta : Lapera Pustaka Utama.

FRIEDERICH, R. (1959). The Civilization and Culture of Bali, Edited by Ernst R.Rost, Susil Gupta (India), Private Ltd

GORIS, R. (1954). Inscripties voor Anak Wungsudalam Prasasti Bali. Jakarta : N.V.Masa Baru

HOBART, M. (1980). Ideas of Identity: The Interpretation of Kinship in Bali. Denpasar : Jurusan Antropologi Fakultas Sastra UNUD

JAMAN, I GEDE. (1998). Membina Keluarga Sejahtera (Grha Jagatdhita). Surabaya : Paramita.

KALER, I GUSTI KETUT. (1983). Butir-Butir Tercecer tentang Adat Bali. Denpasar : Bali Agung.

KOENTJARANINGRAT, (1992). Antropologi Sosial. Jakarta. Dian Rakyrat.

LAUER, R.H. (1993). Perspektif tentang Perubahan Sosial. Jakarta : Rineka Cipta Majelis Pembina Lembaga Adat Derah Tingkat I Bali. 1992/1993. Desa Adat dan Kepariwisataan di Bali. Denpasar : Proyek Pemantapan Lembaga Adat

MAJELIS PEMBINA DESA ADAT DAERAH TK.I BALI. (1992/1993). Desa Adat dan Kepariwisataan di Bali. Denpasar : Proyek Pemantapan Desa Adat.

MASWISNARA, I WAYAN. (1997).Bhagawad Gita. Surabaya : Paramita.

MUHAMMAD, BUSHAR. (1985). Susunan Hukum Kekeluargaan Indonesia. Jakarta: PT Pradnya Paramita.

NASIKUN. (2011). Sistem Sosial Indonesia. Jakarta :PT Raja Grafindo Persada

POLOMO, M.M. (1992). Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Rajawali Press.

PROJODIKORO, WIRYONO.R. (2000). Perbuatan Melanggar Hukum. Bandung: Mandar Maju.

PUTRA, SUDARMA IDA BAGUS. (2015). “Hakikat Sanksi Adat Sangaskara Danda terhadap Pelanggaran Adat Gamia Gamana”. Journal Magister Hukum Adat volume 4, No.2 Hal.205-424 Denpasar Bali Juli 2015, ISSN 2302-528X: Program Studi Magister (S2) Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Udayana.

SADERSON, S.K. (1993). Sosiologi Makro (Sebuah PendekatanTehadap Sosialitas Sosial), Cetakan Pertama. Jakarta: Rajawali Press.

SADERSON, S.K. (2011). Sosiologi Makro Sebuah Pendekatan Tehadap Realitas Sosiologili, Edisi Kedua. Cetakan ke 6. Penterjemah Farid Wajidi, S.Menno. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada.

SIANTURI, S.R. (1986). Azas-Azas Hukum Pidana di Indonesiadan Penerapannya. Jakarta: Alumni Ahaem-Petehahem.

SUJA, I WAYAN. (1999). Tafsir Keliru terhadap Hindu. Denpasar: Yayasan Dharma Naradha.

SUJAYA, I MADE. (2007). Perkawinan Terlarang. Denpasar: Arti Foundation

SURPHA, I WAYAN. (2002). Seputar Desa Pakraman Dan Adat Di Bali. Denpasar: PT. Ofsset BP.

SZTOMPKA, PIOTR. (2008). Sosiologi Perubahan Sosial. Dialihbahasakan oleh Alimandan. Jakarta. Pranada

TER HAAR, MR. B. (2001). Azas-Azas dan Susunan Hukum Adat. Terjemahan Soebakti Poesponoto. Jakarta : Pradnya Paramita

TIM PENYUSUN. (1989/1990). Mengenal dan Pembinaan Desa Adat di Bali. Denpasar: Proyek Pemantapan Lembaga Adat Tersebar di 8 (delapan) Kabupaten Dati II Tahun Anggaran 1989/1990.

TIM PENYUSUN. (1993). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

TIM PENYUSUN. (2010). Wicara Lan Pamidanda. Denpasar. University Press.

UTOMO, LAKSANTO ST. (2017). Hukum Adat.Depok: Raja Grafindo Persada

WIANA, I KETUT. (2007). Tri Hita Karana Menurut Konsep Hindu. Surabaya : Paramita

WIANA, I KETUT. (2006). Memahami Perbedaan Catur Warna, Kasta dan Wangsa. Surabaya : Paramita.

WIDNYANA, I MADE. (1993). Kapita Selekta Hukum Pidana Adat. Bandung: Eresco.

WINDIA, WAYAN. (2003). Danda Pacamil. Denpasar: Upadasastra

WINDIA, WAYAN. (2008). Bali Mawacara. Denpasar : Udayana University Press

WISNUMURTI, ANAK AGUNG GEDE OKA. (2010). Dinamika Politik Lokal dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung 2005 di Kabupaten Badung. Disertasi. Denpasar : Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Published
2020-05-15
How to Cite
Sudarma, I. P. (2020). Breaking the Tradition: Exogamy Marriage in Tenganan village, Bali. Utopía Y Praxis Latinoamericana, 25(1), 196-207. Retrieved from https://mail.produccioncientificaluz.org/index.php/utopia/article/view/31892